Dharmayukti Karini Cabang Medan menggelar pertemuan rutin pada hari Jumat 12 November 2021 bertepatan dengan 7 Rabiul Akhir 1443 H yang bertempat di ruang tunggu sidang Pengadilan Agama Medan. Pada pertemuan rutin kali ini, Pengadilan Agama Medan menjadi tuan rumah acara DYK Cabang Medan yang dihadiri oleh Ibu-ibu Ketua, Wakil Ketua, Pengurus dan Anggota Dharmayukti Karini Cabang Medan.
Pertemuan rutin ini dimulai sekitar 09.00 WIB dengan agenda memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. Acara dibuka oleh Ny. Ahmad Sobardi yang kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan Hymne dan Mars DYK yang dipimpin oleh Ny. Buriantoni.
Sambutan selamat datang disampaikan oleh Ibu Wakil Ketua Pengadilan Agama Medan Ny. Muhammad Razali. Yang kemudian penyampaian tausiyah oleh Ustadz Drs. Tajussalim. Beliau menyampaikan sekalipun maulid nabi sudah lewat yang terpenting adalah bagaimana menghayati, menyayangi dan mencintai Rasulullah Saw serta tidak ada kemuliaan seseorang kecuali karena taqwanya dan kebahagiaan akhiratlah yang abadi selamanya. Beliau melanjutkan bahwa Nabi Muhammad adalah rasulullah yang terakhir, dengan memperingati maulid semakin mengenal sosok Rasulullah Saw. Rasulullah Saw menyuruh kita agar banyak berdoa sebagaimana dalam AlQuran Surah Al Baqarah: 186.
Beliau juga mengisahkan tentang Abu Ishaq Ibrahim Ibn Adham seorang sufi terkemuka yang ditanya seseorang tentang mengapa doanya tak dikabulkan. Hal itu terjadi karena hatinya telah mati yang disebabkan oleh 10 hal, yaitu: Pertama adalah mengenal Allah SWT, tapi tak menunaikan hak-haknya. Kedua adalah merasa telah mencintai Rasulullah Saw tapi ternyata meninggalkan sunnah-sunnah Beliau. Ketiga adalah membaca Alquran tapi tidak mengamalkannya. Keempat adalah menyantap nikmat Allah SWT, tapi tidak mensyukurinya.
Kelima adalah memandang setan sebagai musuh, tapi sering melangkah dengannya, keenam adalah menyatakan bahwa surga adalah benar adanya tapi tak beramal untuknya, ketujuh adalah menyatakan bahwa neraka benar adanya, tapi tak menghindarinya. Kedelapan adalah menyatakan bahwa kematian adalah benar adanya, tapi ternyata tak bersiap-siap dan tak bersedia menyambut kedatangannya. Kesembilan adalah setiap kali bangun dari tidur, senantiasa sibuk dengan aib orang lain, tetapi melalaikan aib sendiri. Yang kesepuluh, mengantarkan jenazah, namun tidak mau mengambil i’tibar.
Acara yang berlangsung selama kurang lebih dua jam ini ditutup dengan doa dan acara rutin Ibu-ibu DYK. (IT)